Reaksi Oksidasi
Dalam minyak, proses oksidasi sangat mudah terjadi. Proses oksidasi tersebut disebabkan karena adanya kandungan ikatan tak jenuh pada minyak. Berikut faktor-faktor yang dapat mempercepat proses oksidasi yaitu :
- Logam
Adanya logan Fe, Cu serta beberapa jenis logam lainnya pada minyak dapat membuat minyak mengalami oksidasi. Hal tersebut dikarenakan logam-logam tersebut berperan sebagai katalis yang akan mempengaruhi laju reaksi semakin cepat.
- Suhu
Adanya peningkatan suhu atau pemanasan dapat menyebabkan molekul yang terdapat di dalam minyak semakin tidak beraturan. Hal tersebut menyebabkan nilai entalpi menjadi besar, sehingga kemungkinan untuk bertumbukan dan bereaksi semakin cepat.
- Oksigen
- Adanya senyawa oksigen yang masih mempunyai elektron bebas nantinya akan menyerang ikatan rangkap yang terkandung dalam minyak dan membentuk senyawa peroxide.
- Adanya reaksi dengan oksigen akan menyebabkan minyak teroksidasi dan menjadi tidak stabil. Reaksi yang berkelanjutan nantinya akan membentuk aldehid dan keton yang dapat menyebabkan bau minyak menjadi tengik.
Peroxide Value (PV)
- Pengujian Perxide Value (PV) bertujuan untuk mengetahui oksidasi primer dari minyak yang dinyatakan dalam bilangan peroksida.
- Bilangan peroksida adalah nilai terpenting dalam menentukan derajat kerusakan pada minyak.
- Asam lemak tidak jenuh akan mengikat oksigen dalam ikatan rangkap minyak sehingga membentuk peroksida.
- Peroksida yang ada dapat menyebabkan bau tengik pada minyak.
- Untuk mengetahui adanya senyawa peroksida dalam minyak dapat dilakukan analisis dengan menggunakan metode iodometri.
- Nilai Perxide Value (PV) menunjukkan jumlah miligram ekuivalen peroksida per-1000 gram sample.
- Semakin tinggi nilai Perxide Value (PV), maka minyak akan lebih mudah mengalami ketengikan.
- Selain itu, nilai Perxide Value (PV) yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan kestabilan minyak menurun dan minyak bersifat karsinogenik.
- Pengujian Perxide Value (PV) dilakukan dengan cara mereduksi peroksida yang terdapat dalam sample dengan menambahkan Kalium Iodida (KI) jenuh sebagai reagen sehingga terbentuk I2 bebas yang kemudian akan ditetapkan kadarnya dengan Na2S203 menggunakan prinsip titrasi redoks.
- Kadar I2 yang dibebaskan akan mengindikasikan banyaknya peroksida yang terdapat dalam sample.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar