1. Pengertian
Asmaul Husna
Sebagai
seseorang yang beragama Islam, kita wajib mendekatkan diri kita kepada Allah S.
W. T. Pada saat ini arti mendekatkan diri kepada Allah S. W. T. Adalah
mendekatkan diri pada sifat – sifat Allah S. W. T. Sifat – sifat Allah S. W. T.
Memiliki nama yaitu Asmaul Husna.
Asmaul
Husna merupakan nama – nama Allah S. W. T. Yang baik, Asmaul Husna berasal dari
2 kata yaitu Asma dan Al Husna. Kata Asma memiliki pengertian nama – nama,
sedangkan Al – Husna adalah indah, jadi kata Asmaul Husna adalah nama – nama
Allah S. W. T. Yang indah, yang baik atau yang mulia.
Kata
Husna diambil dari ayat Al-Qur’an Q. S. Taha ( 20 : 8 ) yang memiliki arti
sebagai berikut :
“ Allah S. W. T. Tidak ada
Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki Al – Asmaul Al – Husna ( nama – nama yang
baik ). “
2. Tujuan
Mempelajari Asmaul Husna
Asmaul
Husna hukumnya kita wajib untuk mempelajari, karena banyak hal – hal yang kita
dapatkan didalamnya meliputi makna yang bisa diambil dari setiap masing –
masing kata Asmaul Husna yang berjumlah 99 itu. Selain itu tujuan lain dari
kita mempelajari Asmaul Husna adalah agar dapat menerapkan sifat – sifat Asmaul
Husna tersebut dalam kehidupan sehari hari agar lebih baik dan benar
kedepannya.
Dari
kita mengenal dan mempelajari Asmaul Husna kita dapat juga untuk meneladani
nama dan sifat Allah S. W. T. Tersebut. Sebagaimana Rasulullah memberi petunjuk
agar setiap orang muslim berakhlak dengan akhlak Allah yang Baik, “ Takhallaqu bi akhilaqilah “ yang
artinya berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah S. W. T.
3. Dalil
Mengenai Asmaul Husna
Dalil
yang memerintahkan kita untuk mengenal Allah S. W. T. Melalui Asmaul Husna (
Nama – Nama Allah yang Baik ) dijelaskan dalam :
a. Firman Allah dalam
Q. S al-A’raf ( 7 : 180 )
Artinya
:
“ Hanya milik Allah asmaul
husna, maka bermohonlahkepada – Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang – orang yang menyimpang dari kebenaran dalam ( menyebut )
nama – nama – Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan. “
Q.
s. Al A’raf ( 7 : 180 )
Dalam ayat
ini dijelaskan bahwa Asmaul Husna merupakan amalan – amalan yang sangat
bermanfaat dan memiliki nilai yang terhingga tingginya. Sehingga apabila kita
berdoa menggunakan Asmaul Husna dalam makna surat Al A’raf ayat 180 tersebut
sangat dianjurkan.
b. Hadist Rasulullah
S. A. W. Yang diriwayatkan Imam Bukhari
Artinya :
“
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah S. A. W. Bersabda : Sesungguhnya
Allah S. W. T. Mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu,
barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga. “
( H. R. Bukhari )
Berdasarkan
penjelasan diatas apabila kita dapat menghafal nama – nama dari Asmaul Husna
dapat menghantarkan kita menuju surga Allah S. W. T. Dalam artian disini yang
dimaksud bukan hanya menghafalkan saja sampai hafal tetapi harus memahami makna
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari agar sesuai dengan sifat –
sifat yang Allah S. W. T. Anjurkan kepada kita.
Banyak
seseorang yang terkecoh dengan bunyi ahsha, bunyi kata ahsha
tersebut apabila dibahas secara mendalam maka arti kata ahsha tersebut adalah
menghafal secara rinci. Kata menghafal secara rinci berarti kita harus memahami
makna kandungan yang terdapat pada Asmaul Husna tersebut, terlebih kita bisa
mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari dalam dunia nyata. Karena apabila
hanya menghafalakan saja maka binatangpun juga bisa, tapi karena derajat kita
lebih tinggi dari binatang maka kita harus mampu dan yakin kita bisa memahami
dan melakukan dalam kehidupan sehari – harinya.
4. Memahami Makna dari Asmaul
Husna
a. Al
– Jabbar
Salah satu contoh Asmaul Husna
diantara 99 jumlah keseluruhanAsmaul Husna ladalah Al – Jabbar. Asmaul Husna Al
– Jabbar memiliki pengertian bahwa Allah S. W. T. Berkuasa untuk memaksakan
keinginan – Nya kepada para hamba – hambanya. Jadi inti dari arti Asmaul Husna Al – jabbar adalah allah Maha Kuasa.
Allah S. W. T.
Berkuasa atas semuanya, meliputi untuk memerintahkan, melarang hamba – hambanya
agar hamba – hambanya dapat dikatakan Sami’na wa atha’na.
Dalam artian
lain kata dari Asmaul Husna Al – jabbar dapat berarti Yang Kuat dan Tahan, sehingga
tidak ada satu orang pun yang bisa berbuat buruk untuk melakukan hal – hal yang
membahayakan terhadap Allah S. W. T. Dalam hal ini Allah S. W. T berfirman
dalam Surat Al – Hasyr pada ayat 23, yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya :
“ Dia – lah Allah yang tiada Tuhan ( Yang Berhak
Disembah ) selain Dia, Raja Yang Maha Suci, Yang maha Sejahtera, Yang
Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa. “
Q. S. Al –
Hasyr ( 59 : 23 )
Makna dari kata
Al – Jabbar tedapat 3 makna diantaranya adalah :
1. Kuasa Kekuatan
Kuasa Kekuatan memiliki pengertian bahwa Allah S. W.
T. Kuasa atas segala penguasa ( Maha Penguasa ) dan Allah S. W. T. Dapat
mengalahkan semua hal dengan kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki – Nya
berdasarkan artian kata tersebut.
2. Kuasa Kasih Sayang
Kuasa Kasih Sayang memiliki makna bahwasannya Allah S.
W. T. Menyayangi orang – orang yang sedang dalam konsisi lemah dengan
memperbaiki keadaannya agar lebih baik dan sempurna dari sebelumnya dengan cara
yang Allah S. W. T. Berikan terhadap orang – orang tersebut berdasarkan yang
sedang mereka butuhkan seperti : memberi orang – orang tersebut sebuah kekayaan
atau sebuah kekuatan.
3. Kuasa Ketinggian
Kuasa Ketinggian memiliki arti bahwa Allah S. W. T.
Memiliki tingkat ketinggian yang sangat tinggi tanpa ada seseorangpun yang bisa
untuk menandinginya, karena Allah A. W. T. Juga memiliki sifat Maha Tinggi.
b.
Al – Mutakabbir
Salah satu Asmaul Husna diantara lainnya adalah Al –
Mutakabbir. Asmaul Husna Al – Mutakabbir
memiliki pengertian bahwa Allah S. W. T. Memiliki sifat Kibriya. Sifat Kibriya adalah sifat
yang biasaya didefinisikan sebagai Kesombongan.
Mungkin pada
awal mendengar arti kata Kibriya sedikit aneh, karena dalam Islam kesombongan
itu sangat dilarang keras oleh Allah S. W. T. Dalam melakukan kegiatan atau hal
apapun, tetapi yang dimaksud pada Asmaul Husna ini bukan mewakili arti kata
Kibriya yang sesungguhnya.
Sehingga pengertian dari kata Kibriya yang dimaksud
dalam konteks ini adalah Allah S. W. T. Memiliki sifat Yang Maha Agung atau
Yang Maha Mulia, apabila dilihat definisi lain dari kata Kibriya yang masuk dan
sesuai dengan konteks nama Asmaul Husna Al – Mutakabbir.
Dari pengertian arti kata
kibriya yang terdapat pada Asmaul Husna Al Mutakabbir kita sebaiknya sebagai
hamba Allah S. W. T. Yang lemah dan biasa sangat keras dilarang untuk bersifat
sombong, karena hanyalah Allah S. W. T. Yang diperbolehkan sombong atas semua
kemaampuan yang dimiliki Allah S. W. T. Untuk mengatur kehidupan alam semesta
ini. Allah S. W. T. Pada asmaul husna Al
Mutakabbir ini memiliki bukti bahwa Allah S. W. T. Maha Baik, Maha Mulia dan
maha Bijaksana serta selain itu Allah S. W. T. Lah yang mengatur atas semua
umat dan para hambanya. Arti kata
lain mengenai kesombongan disini bukan berarti sebuah kedzoliman, merendahkan
orang , tidak mensyukuri nikmat Allah, Lupa diri dan lain sebagainya. Tetapi
arti kata kesombongan disini karena Allah S. W. T. Memiliki semua hal yang
tidak satupun hambanya yang memiliki berupa Keadilan, Kebijaksanaan terhadap
seluruh hambanya. Jadi arti Al – Mutakabbir bukan selalu merujuk pada
kesombongan tetapi bisa Keagungan dan kebesaran.
Ibnu Jauzi Rahimatulullah
mengatakan bahwa tentang makna nama Asmaul Husna Al Mutakabbir didalamnya
terdapat 5 atian pendapat mengenai arti Makna Al Mutakabbir sebagai berikut :
1. Yang
Maha Tinggi dari segala hal yang buruk
berdasarkan penafsiran Qatadah.
2. Yang Maha Tinggi dari segala hal yang mengenai hal berbuat zalim berdasarkan penafsiran Az – Zajjaj.
3. Yang
memiliki Sifat Kibriya yang berarti kerajaan berdasarkan penafsiran Ibnu Anbari.
4.
Yang Maha Tinggi untuk
melebihi semua sifat – sifat makhluk .
5. Yang
Maha Sombong terhadap para hamba – hambanya yang membangkang, karena Allah S. W. T.
Memilikisifat yang luar biasa baiknya diatas hamba – hambanya yang lain.
Allah S. W. T. Telah menyebutkan nama – nama
mulia ini dalam beberapa ayat seperti dalam salah satu hadist berikut :
Artinya :
Allah S. W. T berfirman, “ Al – Kibriya adalah
selendang – Ku dan Keagungan adalah sarung – Ku. Barang siapa merebut salah
satunya dari – Ku, maka Aku akan
melemparkannya dalam Neraka. “
(
shalih, HR. Abu Dawud, diriwayatkan juga oleh Muslim dengan lafadz yang semakna
)
c. Al
– Khaliq
Contoh Asmaul Husna lainnya yaitu Al –
Khaliq. Arti kata Al – Khaliq memiliki
pengertian bahwa Allah S. W. T. Memiliki sifat Yang Maha Pencipta.
Dari pengertian tersebut
makna dari kata Yang Maha Pencipta adalah Allah S. W. T. Telah menciptakan
segala sesuatu yang terdapat dibumi ini yang sebelumnya belum ada menjadi ada
karena Allah S. W. T. Mengetahui bahwa apa yang akan diciptakan – Nya sangat
diperlukan dan digunakan dibumi ini saat ini sampai kedepannya.
Kata
Al – Kaliqu secara bahasa berasal dari kata “ Khalq “ atau “ Khalqa “ yang
memiliki arti yaitu mengukur atau memperhalus. Seiring berkembangnya
perkembangan bahasa kemudian arti mengukur atau memperhalus menjadi
menciptakan.
Sebagaimana telah di dalilkan oleh Allah S. W. T. Dalam Q. S. Ar – Rum ( 20 :
25 ) kurang lebih sebagai berikut :
“ Dan diantara tanda – tanda
kekuasaanya – Nya berdirinya langit dan bumi dengan Idarat – Nya. Kemudian ia
akan melakukan panggilan dari bumi, seketika itu ( juga ) kamu keluar dari
kubur. “
( Q. S. Ar – Rum 20 : 25 )
Selain itu arti
kata Allah S. W. T. Memiliki sifat Al khaliqu adalah bahwasannya Allah S. W. T.
Sang maha pencipta semua makhluk yang ada di alam semesta ini seperti :
Malaikat, Jin, Manusia, Binatang, Tumbuhan, Matahari, Bulan, Bintang dan lain
sebagainya, sehingga tidak ada satu makhluk manapun yang dapat menyamainya.
Allah S. W. T. Jugalah yang telah menciptakan manusia secara sempurna dan dalam
bentuk yang sebaik – baiknya dengan ukuran yang paling tepat, rupa yang baik
dan dari keadaan yang baik. Sebagaimana Allah S. W. T. Telah berfirman dalam
Surat As- Sajdah ayat ke 7, sebagai berikut :
Artinya
:
“ Yang membuat segala sesuatu
yang Dia ciptakan dan menjalankan misi manusia dari tanah. “
( Q. S. As – Sajdah : 7 )
d. Al
– Bari’i
Salah
satu contoh Asmaul Husna lainnya adalah Al – Bari’i. Arti dari kata Asmaul Al – Bari’ adalah Allah memiliki sifat Yang Maha
Mengadakan. Makna dari kata Yang Maha Mengadakan adalah Allah S. W. T.
Selalu merencanakan semuanya yang akan diciptakannya dengan sebaik mungkin dan
sesempurna mungkin, tanpa terdapat adanya kekurangan dibagian manapun.
Allah
S. W. T. Menciptakan segala sesuatu sebelum satu orangpun mengetahuinya,
sehingga Allah S. W. T. Mendapat sifat Al – Bari’.
Selain itu arti kata Al –
Bari’ adalah Allah S. W. T. Selalu merencanakan mengenai semua kejadian yang
ada dipermukaan bumi ini dan selalu mengkehendaki segala kejadian yang ada,
kejadian tersebut dapat berupa ujian atau pujian. Apabila kejadian tersebut
berupa ujian maka kita wajib mengimani bahwasannya ujian tersebut diberikan
kepada kita karena kita mampu menghadapi dan melalui semua masalah – masalah
tersebut tanpa harus gelisah karena Allah S. W. T. Selalu ada disamping kita
setiap harinya tanpa harus kita minta.
Pada pengertian kata Al –
Bari’ lainnya Allah S. W. T. Selalu menciptakan semua hal yang ditakdirkan ada
di muka bumi ini tanpa meniru sedkitpun. Sehingga semuanya yang ada dimuka bumi
ini berbeda beda tidak ada yang memiliki sifat yang sama persis.
Dalam konteks ini biasanya
dimaksudkan bahwasannya sifat Allah yaitu Al – Bari’ ini digunakan dalam
kehidupan sehari – hari adalah dalam penciptaan makhluk.
Asmaul
Husna Al – Bari ini tertulis dalam firman Allah S. W. T. Dalam surat Al – Hasyr
ayat 24, sebagai berikut :
Artinya :
“
Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa,yang
mempunyai Asmaul Husna. Bertasbilah pada – Nya apa yang ada di bumi. Dan dialah
yang Maha Perkasa mempunyai lagi Penyayang.”
( Q. S. Al –
Hasyr 59 : 24 )
|
a. Al – Jabbar
Adapun perilaku – perilaku mulia mempelajari Amaul Husan Al – Jabbar
adalah sebagai berikut :
1.
Bahwa kita sebagai manusia tidak ada
yang bisa menandingi atas kuasa Allah S. W. T. Dalam kehidupan sehari – hari,
karena hanya Allah S. W. T. Lah yang berhak atas semuanya itu karena Allah S.
W. T memiliki sifat Maha Tinggi.
2.
Kita sebagai manusia hendaknya selalu
berbuat baik dan mampu menjadi seseorang yang berakhlaknul karimah dalam
kehidupan sehari – hari.
3.
Hendaknya kita sesama manusia saling
mencintai, menyayangi sesama manusia sebagaimana yang telah diajarkan oleh para
nabi dan rosul terdahulu.
4.
Apabila kita diberikan oleh Allah S.
W. T. Berupa kekayaan, jabatan, kepemimpinan hendaknya kita tetap ingat
terhadap sesama, tidak boleh sombong atau angkuh dalam kehidupan sehari – hari
serta ingat bahwasannya itu hanyalah sebuah titipan yang suatu saat akan diambil
dan diminta sebuah pertanggung jawaban atas itu semuanya terhadap kita di
dunia.
b. Al – Mutakabbir
Adapun beberapa perilaku – perilaku
yang wajib kita terapkan dalam kehidupan sehari – hari untuk mengimani sifat
Allah S. W. T. Al – Mutakabbir yaitu sebagai berikut :
1.
Sebagai manusia hendaknya kita tidak
diperbolehkan untuk sombong, karena kita tidak memiliki suatu apapun yang dapat
disombongkan terhadap orang lain.
2.
Sebaiknya dalam kehidupan sehari –
hari kita harus menjahui hal – hal yang bersifat negatif, karena apabila kita
selalu mendekati hal – hal negatif kita dapat menimbulkan kesan – kesan yang
bersifat sombong dalam kehidupan sehari – harinya.
3.
Percaya bahwa Allah S. W. T. Itu
Maha Baik, Maha Bijaksana, maha Mulia dalam memberlakukan segala umat – umatnya
yang ada di alam semesta ini, sehingga kita tidak boleh menyalahi arti – arti
tersebut.
4.
Kesombongan hanyalah milik Allah S.
W. T. Saja karena hanya Allah S. W. T. Lah yang dapat menyombongkan atas apa
yang semua dapat diperbuatnya tanpa ada yang bisa menyaingi. Tapi kesombongan
Allah S. W. T. Dalam hal ini bukanlah merupakan hal – hal yang bersiffat
tercela seperti zholim dan lain hal lainnya yang biasanya diperbuat oleh
manusia pada umumnya dalam kehidupan sehari hari.
c. Al – Khaliq
Dalam kehidupan hendaknya kita
melakukan dan mengamalkan dari sifat Al – Khaliq yang dimiliki oleh Allah S. W.
T., adapun perilaku atau hal – hal yang dapat kita lakukan apabila mengamalkan
sifat Al – Khaliq sebagai berikut :
1.
Kita wajib banyak – banyak
bersyukur, karena Allah S. W. T. Telah menciptakan segala sesuatu yang terdapat
dibumi, sehingga kita tinggal menikmati saja semua hal yang diciptakan di muka
bumi ini.
2.
Percaya bahwasannya semua hal yang
diciptakan oleh Allah S. W. T. Tidak pernah salah, karena Allah S. W. T. Dalam
menciptakan segala sesuatu telah diberikan sebuah hasil yang maksimal tanpa ada
kurangnya sedikitpun. Dan apabila kita merasa terdapat kekurangan dari tubuh
kita hendaknya kita tetap bersyukur dan berusaha untuk memperbaiki hal tersebut
terutamanya watak.
3.
Wajib sering mengucap terimakasih
dalam kehidupan sehari – hari terlebih pada Allah S. W. T. Yang telah
memberikan segala hal yang kita butuhkan dengan tepat dan sesuai.
d. Al – Bari’
Jika kita mengimani dan melaksanakan
Asmaul Husna Al – Bari’ dalam kehidupan sehari – hari, kita dapat melakukan
beberapa upaya – upaya sebagai berikut ini :
1.
Banyak mengucapkan kata – kata
syukur atas semua yang telah Allah S. W. T. Beri kepada kita dalam kehidupan
sehari – harinya di muka bumi ini.
2.
Menerima dengan ikhlas dan lapang
dada mengenai semua hal yang telah Allah S. W. T. Berikan kepada kita baik itu
nikmat atau ujian.
3.
Apabila suatu saat kita diberi ujian
hendaknya kita ikhlas dan sabar menjalani ujian tersebut, karena kita harus
yakin bahwa apabila Allah S. W. T. Memberikan ujian tersebut kepada kita
seberat apapun ujian tersebut berarti Allah S. W. T. Yakin bahwa kita dapat
melalui dan melampaui ujian tersebut, karena Allah S. W. T. Saja yakin maka
kita hambaya yang lemah wajib meyakini atas hal tersebut.
4.
Apabila yang diberikan berupa sebuah
nikmat maka kita harus sangat – sangat wajib mengucapkan kata – kata syukur
sepanjang saat, karena kita diberi kepercayaan oleh Allah S. W. T. Bahwa kita
berhak mendapat sebuah kenikmatan entah itu kenikmatan kecil sekecil – kecil
apapun kita wajib mensyukurinya di kehidupan. Dan apabila nikmat tersebut
berupa rezeki kita wajib membagi kepada orang yang berhak mendapatkannya. Dan
apabila nikmat tersebut berupa kekuasaan kita wajib menjaga amanah kekuasaan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar