Hal
– Hal Yang Diperlukan Pada Pelaksaan Observasi
Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari proses psikologis dan proses
biologis. Dalam menggunakan teknik observasi, hal terpenting yang harus
diperhatikan ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan dari observer.
Pada tubuh manusia terdapat 2 indra yang memiliki
peran penting dalam melakukan pengamatan, yaitu telinga sebagai indra
pendengaran dan mata sebagai indra pengelihatan. Kedua indra tersebut harus
benar-benar dalam keadaan sehat dan tidak terganggu. Dalam melakukan
pengamatan, mata lebih dominan dibandingkan dengan telinga. Mata ini memiliki
kelemahan yaitu mudah letih. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat biologis
tersebut, maka perlu melakukan hal-hal berikut :
1. Dengan menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk
melihat data-data.
2. Dengan menggunakan orang lain untuk turut sebagai pengamat
(observers).
3. Dengan mengambil data-data sejenis lebih banyak.
Usaha-usaha untuk mengatasi kelemahan
yang bersifat psikologis, yaitu :
1. Dengan meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi).
2. Dengan membiasakan diri.
3. Dengan rasa ingin tahu.
4. Dengan mengurangi prasangka.
5. Dengan memiliki proyeksi.
Dalam pelaksanaan observasi diperlukan ingatan
terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Karena manusia memiliki
sifat pelupa, maka diperlukan catatan-catatan singkat megenai hasil pengamatan
yang sudah dilakukan (check-list), alat-alat elektronik seperti kamera, video
dan sebagainya yang digunakan untuk mengedokumentasikan hal – hal yang sedang
atau sudah diamati dengan cara : lebih banyak menggunakan pengamat, memusatkan
perhatian pada data-data yang relevan, mengklasifikasikan gejala dalam kelompok
yang tepat, menambah bahan persepsi mengenai objek yang diamati.
Tingkat
kecermatan observasi sangatlah dipengaruhi oleh faktor prasangka dan keinginan
observee. Terbatasnya kemampuan pancaindra dan ingatan, terbatasnya wilayah
pandang, yaitu kecenderungan observe menaruh perhatian dengan membandingkannya
kepada kejadian lainnya. Kemampuan observer dalam menangkap hubungan sebab
akibat, kemampuan menggunakan alat bantu, ketelitian pencatatan, pengertian
observer terhadap gejala yang diukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar