Jumat, 05 Juli 2019

Puisi


Pengertian, Unsur – Unsur, Struktur dan Jenis - Jenis Puisi

1.  Pengertian Puisi
a. Pengertian Puisi Secara Umum
1)  Puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantic (makna ungkapan) serta mengandung irama, rima dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.
2)  Ada juga yang menyebutkan pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang isinya mengandung ungkapan kata – kata bermakna kiasan dan penyampaiannya disertai dengan rima, irama, larik dan bait, dengan gaya bahasa yang dipadatkan.

b. Pengertian Pusisi Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti puisi maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini :
1)   H. B. Jassin
Menurut H. B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang didalamnya megandung suatu fikiran – fikiran dan sebuah tanggapan – tanggapan.
2)   Herman Waluyo
Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
3)   Sumardi
Menurut Sumardi, pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata – kata bermakna kiasan (imajinatif).
4)   Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, pengertian puisi adalah suatu ekspresi yang kongkret dan bersifat artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
5)   James Reevas
Menurut James Reevas, pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
6)   Panuti Sudjiman
Menurut Panuti Sudjiman, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang bahasanya terikat oleh suatu irama, mantra, rima, dalam penyusunan larik dan baitnya.

2. Unsur – Unsur Puisi
Suatu puisi dibentuk oleh struktur batin dan struktur fisik yang ada didalamnya sehingga menjadi suatu kesatuan. Adapun unsur – unsur dalam puisi adalah sebagai berikut :
a.   Struktur Batin (Hakikat Puisi)
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal, seperti :
1)   Tema atau Makna (Sense)
Tema atau makna adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
2)   Rasa (Feeling)
Rasa adalah sikap sang penyair terhadap ustu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya : agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin dan pengalaman sosial.
3)   Nada (Tone)
Nada merupakan sikap seseorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang redah dan sikap lainnya terhadap audiesns.
4)   Tujuan (Intention)
Tujuan atau maksud atau amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

b.   Struktur Fisik (Metode Penyampaian Hakikat Puisi)
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini :
1)   Perwajahan Puisi (Tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan – kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata – kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.
2)   Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.
3)   Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, pengelihatan dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah – oleh merasakan yang dialami sang penyair.
4)   Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indra manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata – kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
5)   Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut jiga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme dan lain – lain).
6)   Rima atau Irama
Rima atau irama adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik diawal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima sebagai berikut :
a) Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalkan “ng” yang mengandung efek magis.
b) Bentuk Intern Pola Bunyi, yaitu aliterasi, asonasi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi dan lain sebagainya.
c)   Pengulangan Kata, yaitu penentuan tinggi – rendah, panjang – pendek, keras – lemah suatu bunyi.

3. Jenis – Jenis Puisi
Jenis – jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Mengacu pada pengertian puisi diatas, berikut adalah beberapa jenis puisi tersebut :
a.   Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan sepeti : jumlah kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dama setiap baris dan irama puisi.
Beberapa yang termasuk dalam puisi lama diantaranya adalah :
1)   Mantra, yaitu ucapan – ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan magis.
2)   Pantun, yaitu bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab-ab.
3)   Karmina, yaitu pantun kilat dimana bentuknya lebih pendek dari pantun.
4)  Seloka, yaitu pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik yang berisi pepatah.
5)  Gurindam, yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama.
6)   Syair, yaitu puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang sama.
7)   Talibun, yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.

b.   Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang lebih bebas dibanding puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa yang termasuk dalam puisi baru diantaranya :
1)   Puisi Menurut Isi
a)   Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadag dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
b) Himne (Gita Puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditunjukkan pada Tuhan atau Dewa.
c) Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
d)   Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang tuntunan atau ajaran hidup.
e)   Romansa, yaitu jenis puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
f) Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
g)  Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, sakasme atau parodi.
2)   Puisi Menurut Bentuk
a)  Distikon, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).
b)   Terzina, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga seuntai).
c)   Kuatren, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
d)   Kuint, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
e)   Sekstet, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
f)   Septima, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 7 baris (puisi tujuh seuntai).
g)   Oktaf atau Staza, yaitu puisi yang masing – masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
h) Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2 bait pertama masing – masing 4 baris dan 2 bait kedua masing – masing 3 baris.
4.  Puisi Kontemporer
Puisi Kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa dan hal – hal lainnya yang umumnya terdapat pada puisi lama dan puisi baru.
Beberapa puisi yang termasuk dalam puisi kontemporer diantaranya adalah :
a.   Puisi Mantra, puisi yang sifat – sifat dari mantra.
b.  Puisi Mbeling, puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan umum dalam puisi.
c.  Puisi Konkret, puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lan) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerusakan Minyak

Kerusakan Minyak Pemakaian minyak yang berulang kali dapat menyebabkan adanya perubahan pada minyak, hal tersebut ditandai dengan penampakan...