Rabu, 23 Desember 2020

Minyak Lumas (Oli)

Minyak Lumas

(Oli)

Pengertian

  • Minyak lumas adalah zat cair yang dapat digunakan sebagai pelumas dalam suatu mesin untuk mengurangi keausan akibat dari gesekan. Selain itu, minyak lumas juga dapat digunakan sebagai pendingin serta peredam suara. Minyak lumas tersusun atas senyawa hidrokarbon dengan jumlah atom C₁₈ sampai dengan C₃₀.

Tujuan Pelumasan

Adapun tujuan dari pelumasan yaitu sebagai berikut :

  1. Menahan beban mesin untuk mengantisipasi gerusan bearing karena kontaknya poros dengan bearing.
  2. Mengendalikan terjadinya getaran karena mempunyai aspek untuk menjaga kelemahan bahan karena beban ekstra dari getaran mesin.
  3. Mencegah terjadinya korosi yang disebabkan oleh uap air dan lepasnya elektron.

Sedangkan menurut Maanen, tujuan dari pelumasan adalah

  1. Pembatasan gesekan dan keausan gesekan.
  2. Penyalur panas gesekan.
  3. Pelindung permukaan terhadap korosi.
  4. Pembilasan bahan pengotor.
  5. Peredam suara.
  6. Berfungsi sebagai penutup rapat.

Sifat-Sifat Minyak Lumas

Adapun sifat-sifat yang harus diperhatikan pada minyak lumas sebagai berikut :

  • Kekentalan

Kekentalan merupakan salah satu sifat penting yang harus diperhatikan pada minyak lumas, terutama dalam penggunaannya. Penggunaan minyak lumas disesuaikan dengan keadaan mesin yang digunakan, seperti :

  1. Untuk mesin-mesin berat digunakan minyak lumas yang lebih kental, bahkan terkadang digunakan minyak lumas setengah padat (grease).
  2. Untuk mesin-mesin ringan digunakan minyak lumas yang lebih encer.
  3. Untuk mesin yang sudah tua cenderung menggunakan minyak lumas yang lebih kental.

Sehingga minyak lumas dibedakan jenisnya berdasarkan kekentalannya. Kekentalan dapat diukur dengan alat yang disebut dengan viscometer.

Macam-Macam Bentuk Viscometer

  1. Viscometer Engler.
  2. Viscometer Saybolt.
  3. Viscometer Redwood.

Untuk skala dinyatakan dalam detik, misalnya seperti : detik Engler, detik Saybolt, dan detik Redwood.

Kekentalan juga dipengaruhi oleh suhu, dimana semakin tinggi suhunya maka semakin rendah kekentalannya. Jenis minyak lumas dibagi dan ditentukan berdasarkan kekentalannya berdasarkan suatu angka indeks yang disebut dengan SAE (Society of Automotive Engineer) di Amerika Serikat.

Tabel Kekentalan Minyak Lumas

No.

Society of Automotive Engineer (SAE)

Kekentalan 130F

(detik Saybolt)

Kekentalan 210F

(detik Saybolt)

1.                    

10

90 – 120

-

2.                    

20

120 – 185

-

3.                    

30

185 – 255

-

4.                    

40

255

75

5.                    

50

-

75 – 105

6.                    

60

-

105 – 125

  • Titik Tumpah

Titik tumpah adalah suhu dimana minyak lumas mulai tidak dapat dituangkan karena menjadi beku. Semakin rendah titik tumpah berarti kualitas minyak lumas tersebut semakin baik. Yang mempengaruhi titik tumpah pada minyak lumas adalah adanya senyawa parafin yang cukup tinggi (wax.). Oleh sebab itu senyawa tersebut harus dihilangkan.

  • Indeks Kekentalan

Indeks kekentalan menunjukkan besarnya pengaruh suhu terhadap kekentalan. Apabila indeks kekentalannya besar, maka kekentalan minyak tersebut sedikit sekali dipengaruhi suhu. Indeks kekentalan diberi angka 0-100. Dimana pada minyak yang indeks kekentalannya 100 berarti minyak lumas tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu.

Untuk mengukur indeks kekentalan biasanya digunakan minyak standar dengan cara membandingkan. Minyak lumas yang mutunya lebih baik memiliki indeks kekentalan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat diartikan walaupun suhu mesin menjadi dingin ataupun panas, pelumasnya tetap baik (tidak menjadi beku atau encer).

  • Titik Nyala

Titik nyala adalah suhu dimana uap pada permukaan minyak mulai dapat terbakar, akan tetapi tidak terus menerus terbakar. Titik nyala yang rendah menunjukkan banyaknya komponen-komponen rendah. Hal tersebut sangat berbahaya, utamanya di daerah yang memiliki iklim panas. Semakin tinggi titik nyalanya, semakin tinggi pula suhu minyak yang harus dicapai agar minyak tersebut mulai dapat terbakar. Titik nyala memiliki hubungan dengan titik didih awal.

  • Nilai Karbon

Nilai karbon adalah jumlah karbon yang terbentuk apabila minyak dipanaskan sampai suhu tinggi. Semakin tinggi nilai karbon semakin kurang baik kualitasnya. Hal tersebut dikarenakan dalam pemakaiannya akan terjadi banyak karbon.

  • Kestabilan

Bensin harus stabill, artinya tidak terjadi perubahan komponennya pada waktu disimpan lama. Komponen yang menyebabkan tidak stabil biasanya senyawa tidak jenuh, karena mudah dioksidasi atau polimerisasi sehingga terjadi gum.

  • Warna

Warna sebenarnya tidak menjadi persyaratan penting. Akan tetapi, berdasarkan kebiasaan yang ada dalam pasaran minyak lumas yang memiliki warna hijau kebiru-biruan dianggap memiliki mutu dan kualitas yang baik.

  • Daya Emulsi

Daya emulsi adalah kemampuan untuk membentuk emulsi dengan air. Semakin sukar membentuk emulsi dengan air berarti semakin baik. hal tersebut dikarenakan mudah terpisah.

Fungsi Pelumasan

Fungsi pelumasan yaitu :

  1. Untuk mengurangi gesekan.
  2. Mengurangi keausan panas.
  3. Mengurangi kebocoran pada silinder.

Sehingga minyak lumas yang digunakan harus seencer mungkin, tetapi mampu untuk membuat lapisan film pada permukaan benda yang bergeseran. Apabila digunakan minyak lumas yang terlalu kental, maka akan menimbulkan tahanan. Akan tetapi, jika terlalu encer maka fungsi pelumasan tidak dapat terpenuhi.

Kode Pelumas

Kode pelumas yang tertera pada kemasan pelumas menunjukkan tipe pemakaian pada mesin agar lebih optimal. Terdapat tiga lembaga internasional yang dianggap berwenang untuk menentukan standar mutu minyak lumas dunia.

  • Society of Automotive Engineers (SAE)

SAE adalah suatu asosiasi yang mengatur stadardisasi di berbagai bidang, seperti bidang rancang desain teknik dan manufaktur. Kode SAE digunakan untuk menunjukkan tingkat kekentalan suatu bahan (viscosity).

Tulisan seperti : SAE 10W-30, SAE 10W-40, 20W-40, 20W-50 merupakan standardisasi yang dikeluarkan oleh pihak SAE untuk kualitas dari kekentalan oli.

Penjelasan tulisan pada SAE :

  1. Angka yang terletak di sebelah kiri tanda W menunjukkan nilai kekentalan oli ketika mesin dingin.
  2. Angka yang terletak di sebelah kanan tanda W menunjukkan nilai kekentalan oli ketika mesin sedang beroperasi pada suhu kerjanya.
  3. Semakin besar angka yang tertulis, baik yang terletak di sebelah kiri maupun kanan tanda W artinya adalah semakin kental pada kondisinya.
  4. Contoh : Misalnya sama-sama 15W, akan tetapi yang satu tertulis 15W-40 sedangkan yang satunya tertulis 15W-50 maka keduanya memiliki kekentalan yang sama saat mesin dingin, akan tetapi ketika mesin sedang beroperasi 15W-40 lebih encer dibandingkan 15W-50.
  5. Semakin kental oli, maka pelumasan semakin baik.
  6. Akan tetapi, pada batas-batas tertentu semakin kentalnya oli malah menghambat kerja part yang bergerak. Analoginya seperti ini :
  7. Mesin akan lebih mudah bergerak pada oli yang encer daripada oli yang kental. Hal tersebut dikarenakan penggunaan oli encer membuat tarikan lebih enteng. Akan tetapi, dibalik itu penggunaan oli yang encer memiliki tingkat keausan yang lebih mudah terjadi dibandingkan oli yang kental.

  • Japanese Automotive Standards Organization (JASO)

JASO mengeluarkan kode seperti JASO MA, JASO MB. Kode-kode yang seperti itu adalah standardisasi yang dikeluarkan oleh JASO terkait jenis oli di bagian mesin mana saja yang boleh dilumasi oleh oli.

  • JASO MA

JASO MA merupakan jenis oli yang boleh digunakan untuk melumasi mesin, transmisi, sekaligus kopling. Poin utamanya terdapat di sektor pelumasan kopling. Tipe JASO MA mampu melumasi bagian kopling tanpa membuat kopling selip. Kopling selip sendiri dapat menyebabkan tenaga tidak disalurkan dengan baik dari mesin ke transmisi.

Contoh kendaraan yang menggunakan JASO MA :

  1. Motor semi-otomatis.
  2. Motor manual.

Dikarenakan kendaraan-kendaraan tersebut kopling ikut mendapat pelumasan dari oli ; kopling basah.

  • JASO MB

JASO MB adalah jenis oli yang hanya boleh digunakan untuk melumasi mesin dan transmisi saja. Apabila oli JASO MB digunakan untuk melumasi sektor kopling, maka dapat menyebabkan kecenderungan slip kopling menjadi besar.

Contoh kendaraan yang menggunakan JASO MB :

  1. Motor automatic.
  2. Mobil.

Karena kendaraan-kendaraan tersebut kopling tidak ikut mendapat pelumasan dari oli ; kopling kering.

  • American Petroleum Institute (API)

Untuk API menggunakan kode seri S untuk mesin bensin, dan kode seri C untuk mesin diesel. Kode ini ditunjukkan untuk pembeda kualitas berdasarkan ujian dengan mesin tes. Baik huruf S ataupun C akan selalu disertai dengan huruf lain yang berurutan dari A yang merupakan kualitas tersendah sampai Z yang berkualitas terbaik.

Adapun klasifikasi penggunaan pelumas menurut kode API sebagai berikut :

  • Klasifikasi Pemakaian Mesin Bensin

  1. Kode SD : satu tingkat dibawah SE.
  2. Kode SC : mampu mencegah karat dan besi dari kekeroposan. Dibuat khusus untuk mobil keluaran tahun 1967.

  • Klasifikasi Pemakaian Mesin Diesel

  1. Kode CC : sangat cocok untuk mesin diesel kendaraan bermotor, baik yang berat ataupun sejenis mobil berpenumpang.
  2. Kode CD : cocok untuk mesin peralatan besar, walaupun sudah dilengkapi dengan turbo charger.

Proses Pengolahan

Proses pengolahan pada fraksi minyak lumas bergantung pada sifat dan macam-macam minyak lumasnya. Akan tetapi, secara umum proses pengolahan minyak lumas sebagai berikut :

  • De-aspalting

De-aspalting adalah proses pemisahan komponen-komponen aspal. Pada proses ini biasanya dilakukan dengan menambahkan asam sulfat atau ekstraksi, seperti dengan menggunakan pelarut propan.

  • De-waxing

De-waxing merupakan proses pemisahan wax yang dapat menyebabkan titik tumpahnya menjadi rendah. Proses ini dilakukan dengan cara mendinginkan campuran minyak lumas dan pelarut, seperti propan. Setelah wax membeku akan dilakukan proses penyaringan tekanan pada suhu rendah (biasanya dibawah 0C).

  • Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan secara kimia biasanya digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang mempunyai indeks kekentalan yang rendah. Proses ini biasanya dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut furfural.

  • Perkolasi

Perkolasi yaitu proses penyaringan dengan absorben, misalnya seperti fuller earth. Perkolasi berguna untuk memperbaiki warna atau menjernihkan warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerusakan Minyak

Kerusakan Minyak Pemakaian minyak yang berulang kali dapat menyebabkan adanya perubahan pada minyak, hal tersebut ditandai dengan penampakan...