Rabu, 14 Oktober 2020

Teks Editorial

 Kritik Sosial

 

A.       Pengertian Teks Editorial

Teks editorial merupakan tulisan yang berisi kupasan masalah aktual atau yang baru saja terjadi dan masih menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Sehingga pembaca sering menilai kualitas majalah atau surat kabar melalui kualitas editorial atau tajuk rencananya.

Teks editorial mengungkapkan :

1.         Informasi atau masalah aktual.

2.         Penegasan pentingnya masalah.

3.         Opini redaksi mengenai masalah tersebut.

4.         Kritik dan saran atas permasalahan.

5.         Harapan redaktur akan peran serta pembaca.

Apabila diidentifikasi ada dua macam teks editorial, yaitu :

1.         Teks editorial yang berupa fakta atau kenyataan.

2.         Teks editorial yang berupa opini atau pendapat.

Pernyataan berupa fakta ataupun opini biasanya diutarakan secara singkat, logis, dan menarik. Hal ini dilakukan dengan tujuan mempengaruhi pendapat pembaca dalam menerjemahkan berita agar pembaca dapat menyimak hal-hal penting dalam berita tersebut.

B.        Sifat-Sifat Teks Editorial

Berkaitan dengan pernyataan berupa fakta dan opini, teks editorial umumnya bersifat sebagai berikut :

1.        Krusial

Krusial, yaitu bisa ditulis secara berkala, bergantung pada jenis terbitan (bisa harian, mingguan, dua mingguan, atau bulanan).

2.        Situasional

Situasional, yaitu isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas (baik itu aspek sosial, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, olahraga, maupun hiburan). Hal tersebut bergantung pada jenis liputan medianya.

3.        Konsisten

Konsisten, yaitu memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada para pembaca terkait sikap media massa yang menulisnya.

4.        Politis

Politis, yaitu terkait erat dengan media massa atau kebijakan media yang bersangkutan.

C.       Ciri-Ciri Teks Editorial

Berdasarkan sifat-sifat tersebut, ciri-ciri teks editorial adalah sebagai berikut :

1.         Opini redaksi tentang peristiwa yang sedang ramai dibicarakan.

2.         Terdapat ulasan terhadap suatu masalah yang dimuat (baik skala nasional maupun internasional) dan dapat menjadi teks editorial apabila berita tersebut memberi dampak secara nasional.

3.         Mengandung pikiran subjektif redaktur.

D.        Aspek-Aspek yang Dibahas dalam Teks Editorial

Dengan sifat dan cirinya, aspek-aspek yang dibahas dalam editorial mencakup hal-hal berikut :

1.         Judul.

2.         Latar belakang masalah.

3.         Tokoh.

4.         Masalah.

5.         Peristiwa yang disampaikan.

6.         Opini penulis.

7.         Saran dan solusi permasalahan.

8.         Simpulan.

9.         Sumber berita.

10.      Anggota redaksi.

E.         Macam-Macam Teks Editorial

Berdasarkan golongan atau sifatnya, teks editorial dibagi menjadi dua, yaitu :

1.        Teks editorial dengan golongan pers menengah ke atas atau pers yang berkualitas

Ciri-ciri     :

a.        Hati-hati (tidak menyebut nama orang yang sedang diberitakan).

b.        Normatif (menurut aturan yang berlaku).

c.        Cenderung konservatif (bersikap sesuai keadaan serta memunyai ciri khas tertentu dan tradisi).

d.        Pertimbangan terhadap aspek politis lebih besra daripada aspek sosiologis.

2.        Teks editorial dengan golongan pers menengah ke bawah

a.        Lebih berani (langsung menyebut nama orang yang diberitakan).

b.        Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua kalangan).

c.        Progresif (bersifat memberi perubahan atau kemajuan).

d.        Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis.

F.         Fakta-Fakta dalam Teks Editorial

Fakta dalam teks editorial dijelaskan dengan ciri-ciri berikut :

1.         Benar-benar terjadi.

2.         Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas.

3.         Diperkuat dengan angka-angka.

G.       Jenis Fakta dalam Teks Editorial

1.        Fakta Umum

Fakta umum yaitu fakta yang mengungkapkan kebenaran yang berlaku sepanjang zaman sejak dahulu sampai sekarang. Selain itu, fakta umum juga dapat diartikan sebagai informasi yang berisi fakta yang masih umum (belum teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan sebagainya).

Contoh  :

a.        Matahari terbenam di sebelah barat.

b.        Surabaya merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur.

2.        Fakta Khusus (Spesifik)

Fakta khusus (spesifik) yaitu kebenaran yang berlaku dalam periode tertentu. Dapat pula diartikan sebagai informasi yang berisi kejadian atau peristiwa yang dijelaskan secara terperinci dan detail.

Contoh  :

a.        Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis adalah Rektor Universitas Indonesia periode 2014-2019.

b.        Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas persiapan Asian Games 2018 pada tanggal 18 April 2018.

H.        Opini dalam Teks Editorial

Pemahaman opini merupakan sesuatu kebenaran yang masih perlu diuji karena bentuknya yang masih berupa pendapat. Penandanya adala adanya kalimat yang mengungkapkan pendapat penulis. Dalam opini, biasanya terdapat kata menurut saya, sepertinya bagus sekali, sangat (bagus), dan sejenisnya.

I.          Ciri-Ciri Opini

1.         Belum terjadi (baru rencana).

2.         Berupa pendapat.

3.         Bersifat subjektif.

4.         Keterangannya belum jelas.

J.         Jenis-Jenis Opini

1.        Opini Perorangan (Subjektif)

Opini perorangan (subjektif) adalah pendapat berdasarkan pandangan pribadi atau orang-orang tertentu saja.

Contoh  :

a.        Menurut para ahli, pada tahun 2020 penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa.

b.        Menurut saya, pakaian yang dikenakan wanita itu sepertinya bagus sekali.

2.        Opini Umum (Objektif)

Opini umum (objektif) yaitu pendapat berdasarkan pandangan orang banyak atau khalayak umum.

Contoh  :

a.        Mengisap rokok akan merugikan diri sendiri.

b.        Terjadinya tsunami pada tahun 2004 di Aceh menewaskan banyak korban.

K.        Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial

1.        Struktur Teks Editorial

a.        Pengantar

Bagian pengantar diawali dengan penjelasan/isu/kontroversi yang dipaparkan dalam bentuk lead, mencakupi pertanyaan 5W+1H. Pada bagian ini pula, kamu bisa menarik beberapa fakta yang relevan.

b.        Penjelasan Objektif

Pada bagian ini, kamu dapat menggunakan beragam fakta untuk menyatakan opini secara objektif.

c.        Sudut Pandang Akurat

Kamu dapat menuliskan pendapat atau sanggahan jika tidak setuju dengan pemaparan yang ada dalam teks editorial tersebut. Selain itu, kamu juga dapat menarik fakta atau kutipan orang lain yang mendukung pendapatmu.

d.        Opini Langsung Menyanggah

Pada tahap ini, kamu dapat memberikan alasan atau analogi untuk menyanggah secara langsung penjelasan yang ada dalam teks editorial tersebut.

e.        Opini Profesional

Pada bagian ini, kamu memberikan pendapat yang diakhiri dengan pertanyaan retoris atau menggunakan kutipan yang dipercaya terkait dengan persoalan yang dijabarkan dalam teks editorial tersebut.

f.          Solusi Alternatif

Pada tahap ini, kamu dapat memberikan solusi atau pemecahan masalah terhadap persoalan yang dibahas dalam teks editorial tersebut.

g.        Simpulan yang Padat dan Ringkas

Simpulan merupakan pernyataan akhir penulis yang didalamnya terdapat inti persoalan, pendapat, dan solusi.

2.        Kaidah Teks Editorial

a.        Teks editorial adalah sikap sebuah lembaga (penerbit), bukan sikap pribadi. Oleh sebab itu, kamu perlu memahami secara benar karakter, visi, dan misi media yang bersangkutan.

b.        Teks editorial harus mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat. Dalam pemaparannya, kamu sebaiknya menghindari sikap menggurui dan menganggap pembaca tidak memahami isu yang bergulir.

c.        Topik, arah, dan permasalahan teks editorial akan diangkat harus dimusyawarahkan dengan tim redaktur.

d.        Teks editorial harus menyajikan pendapat atau pemaparan tentang berita yang sedang terkini.

e.        Gunakan kalimat yang efektif dalam penulisan teks editorial.

f.          Pada hakikatnya, teks editorial merupakan analisis singkat. Oleh karena itu, diperlukan penggarapan yang serius berupa argumentasi yang solid dan valis. Hal ini dapat kamu peroleh melalui referensi yang ada atau melalui kepustakaan yang lengkap dan representatif.

g.        Halaman yang tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu, hindari penulisan latar belakang permasalahan secara berlebihan.

h.        Menguasai permasalahan secara pasti ketika menulis teks editorial.

i.           Pemaparan teks editorial harus berpijak pada kebenaran.

L.         Ragam Informasi Teks Editorial

Agar memperoleh pemahaman teks editorial yang lebih kompleks, perlu dilakukan evaluasi atau seleksi. Evaluasi ini mencakup struktur, kaidah, dan fungsi teks. Selain itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan mencermati penggunaan bahasa, seperti L

1.         Penggunaan ejaan.

2.         Penyusunan kalimat efektif.

3.         Penalaran kalimat.

M.       Isi dan Fungsi Teks Editorial

Menurut William M. Pinkerton isi dan fungsi teks editorial yaitu :

1.        Menjelaskan Fakta

Dalam hal ini, teks editorial mampu menjelaskan berita dengan interprestasi dan sudut pandang subjektif redaksi.

2.        Mengisi Informasi Latar Belakang

Dalam hal ini, sebuah teks editorial mampu mengaitkan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informasi tambahan lain.

3.        Memprediksi Masa Depan

Dalam hal ini, teks editorial dapat memprediksi apa yang akan/dapat terjadi pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.

4.        Meneruskan Penilaian Moral

Dalam hal ini, teks editorial dapat memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa.

N.       Jenis-Jenis Teks Editorial

David Dary membagi teks editorial menjadi enam jenis, yaitu :

1.        Tajuk Informatif

Tajuk informatif, yaitu teks editorial yang menjelaskan fakta khusus.

2.        Tajuk Interpretatif

Tajuk interpretatif, yaitu teks editorial yang menjelaskan fakta penting secara tersembunyi.

3.        Tajuk Argumentatif

Tajuk argumentatif, yaitu teks editorial yang biasanya berisi masalah politik yang menghendaki analisis logis sebab akibat.

4.        Tajuk Ajakan Aksi

Tajuk ajakan, aksi yaitu teks editorial yang mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.

5.        Tajuk Persuasif

Tajuk persuasif, yaitu teks editorial yang meyakinkan khalayak dengan sugesti.

6.        Tajuk Menghibur

Tajuk menghibur, yaitu teks editorial yang berisi masalah dan sifatnya menghibur, menyindir, berisikan humor, atau mengangkat tema kehidupan manusia.

O.       Merancang Teks Editorial Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan

Merancang teks editoral membutuhkan kesiapan yang matang, seperti :

1.         Menyiapkan bahan.

2.         Merancang sebuah kerangka.

3.         Menyesuaikan tema.

4.         Memberi batasan-batasan dalam berpendapat.

5.         Menjaga objektivitas.

6.         Menjaga visi dan misi lembaga tertentu.

Merancang teks di sini dapat diartikan sebagai menyusun teks secara tertulis atau menyusun teks secara lisan dengan cara mengikuti kegiatan editorial (perbincangan). Ide-ide yang disampaikan harus secara runtut agar pembahasan permasalahan dalam teks editorial memuaskan semua pihak. Editorial secara lisan dan tertulis memiliki peran yang berbeda.

Langkah-Langkah Menyusun Teks Editorial

Berikut merupakan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks editorial menurut Alan Weintraut yaitu :

1.         Tentukan topik yang signifikan dengan sudut pandang berita terkini yang akan menarik minat pembaca.

2.         Kumpulkan berbagai informasi dan fakta, termasuk laporan objektif dan lakukan penelitian.

3.         Kemukakan opinimu secara singkat dengan model pernyataan tesis.

4.         Jelaskan isu tertentu secara objektif sebagai wartawan dan katakan mengapa situasi tersebut sangat penting dibicarakan.

5.         Berikan terlebih dahulu sudut pandang berlawanan bersama beberapa kutipan dan fakta yang ada.

6.         Sanggah atau tolak sisi yang lain dan kembangkan kasus kamu dengan menggunakan fakta-fakta, detail-detail, tokoh-tokoh, dan kutipan-kutipan.

7.         Akui poin yang berlawanan.

8.         Ulangi frasa kunci untuk memperkuat ide hingga melekat dalam benak pembaca.

9.         Berikan solusi yang realistis.

10.      Ringkaslah menjadi suatu simpulan yang menegaskan kembali pernyataan pada tesis awal.

11.      Jagalah agar tidak lebih dari 500 kata; setiap tulisan diperhatikan dan hindari penggunaan kata “saya.”

 

Langkah-Langkah Menyusun Teks Editorial Secara Sederhana

Sejalan dengan hal tersebut, Sebranek dan Kemper menawarkan lima langkah sederhana penyusunan teks editorial sebagai berikut :

1.    Kemukakan pengalaman pribadi dalam bentuk pernyataan menjadi sebuah tesis.

2.    Berikan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dengan isu yang dikemukakan.

3.    Kemukakan contoh-contoh yang akan mendukung sudut pandang penulis.

4.    Berikan alasan terhadap opini yang dikemukakan.

5.    Paragraf terakhir hendaknya diakhiri dengan penegasan ulang akan tesis yang dikemukakan di awal. Akhiri pula dengan catatan yang positif

Langkah-langkah tersebut secara umum digunakan untuk menulis teks editorial. Untuk editorial yang berupa perbincangan/percakapan, struktur dan teknik pembuatannya tidak jauh berbeda. Ditulis untuk teks editorial tertulis dan dibicarakan untuk teks editorial yang berupa kegiatan. Dibandingkan dengan teks yang lain, dalam menulis editorial diperlukan kriteria khusus. Orang yang menulis teks editorial harus memenuhi kriteria tertentu.

P.        Kriteria Penulis Editorial

1.    Mengenal baik visi dan misi media karena tulisan tajuk atau editorial mencerminkan hal tersebut.

2.    Memiliki kedalaman analisis sehingga mampu mengungkap sesuatu di balik fakta dan menjangkau jauh ke depan.

3.    Berpengetahuan dan berwawasan luas, karena sebuah peristiwa atau fakta memiliki kaitan dengan fakta lain.

4.    Memiliki banyak referensi yang akan menjadi acuan dalam pengembangan ide atau pemikirannya.

5.    Berkepala dingin dan tidak emosional agar ketika menulis tetap terjaga kejernihan berpikir dan suasana hati.

6.    Telah lama menjadi wartawan sehingga mampu menjaga etika jurnalistik dan kepenulisan.

 

Dari kriteria tersebut, tidak setiap orang dapat menjadi penulis editorial. Hanya orang-orang yang memenuhi syarat yang dapat menjadi penulis editorial atau narasumber dalam editorial.

Q.       Langkah-Langkah dalam Penyuntingan Teks Editorial

1.        Prosses Pra-Penyuntingan Naskah

Proses pra-penyuntingan naskah meliputi :

a.        Pengecekan kelengkapan naskah.

b.        Ragam naskah.

c.        Daftar isi.

d.        Bagian-bagian bab.

e.        Ilustrasi, gambar dan tabel.

f.          Catatan kaki.

g.        Informasi mengenai penulis.

h.        Membaca naskah secara keseluruhan.

2.        Proses Penyuntingan Naskah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan cermat dan saksama oleh penyunting yaitu :

a.        Masalah ejaan.

b.        Tata bahasa.

c.        Kebenaran fakta.

d.        Legalitas.

e.        Konsistensi.

f.          Gaya penulis.

g.        Konvensi penyuntingan naskah.

h.        Gaya selingkung.

3.        Proses Pasca-Penyuntingan Naskah

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh editor yaitu :

a.        Memeriksa kembali kelengkapan naskah.

b.        Memeriksa kembali nama penulis.

c.        Memeriksa kembali kesesuaian daftar isi dan isi naskah.

d.        Memeriksa kembali tabel, ilustrasi dan gambar.

e.        Memeriksa kembali prakata, kata pengantar dan sistematika tiap bab.

f.          Memeriksa kembali catatan kaki, daftar pustaka, daftar kata atau istilah.

g.        Memeriksa kembali lampiran, indeks, biografi singkat, sinopsis, nomor halaman sampai naskah siap.

R.        Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Penyuntingan Teks Editorial

1.        Keterbacaan

Keterbacaan artinya naskah yang telah disuntiing pada akhirnya harus dapat dibaca oleh sasaran pembacanya. Dalam keterbacaan dibutuhkan kejelasan. Kejelasan artinya naskah itu jelas dan bisa dipahami pembacanya, tidak membingungkan, dan tidak menimbulkan penafsiran yang keliru.

2.        Konsistensi

Konsistensi artinya naskah yang telah disunting harus taat asas atau konsisten dalam ejaan penulisan.

3.        Kebahasaan atau Tata Bahasa

Kebahasaan atau tata bahasa artinya naskah yang telah disunting tata bahasanya sudah benar, sesuai dengan jenis bacaannya, dan sesuai dengan tingkat perkembangan pembacanya.

4.        Gaya Bahasa

Gaya bahasa artinya naskah yang telah disunting penulisannya atau penyajiannya memiliki gaya yang disebut gaua bahasa atau gaya penulisan. Setiap gaya ini tidak dapat dihilangkan atau tidak boleh dijadikan satu jenis gaya saja karena identitas atau ciri karya tulis seseorang penulis akan hilang.

5.        Ketelitian Data atau Fakta

Ketelitian data atau fakta artinya naskah yang telah disunting itu memuat data atau fakta yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan ketepatannya sehingga tidak membuat pembaca melakukan kesalahan akibat membaca naskah tersebut.

6.        Legalitas

Legalitas artinya naskah yang telah disunting itu memiliki keabsahan untuk diterbitkan.

7.        Kelengkapan Naskah

Kelengkapan naskah artinya bagian-bagian naskah harus lengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerusakan Minyak

Kerusakan Minyak Pemakaian minyak yang berulang kali dapat menyebabkan adanya perubahan pada minyak, hal tersebut ditandai dengan penampakan...