Kritik Sosial
A. Pengertian Teks Editorial
Teks editorial merupakan tulisan
yang berisi kupasan masalah aktual atau yang baru saja terjadi dan masih
menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Sehingga pembaca sering menilai
kualitas majalah atau surat kabar melalui kualitas editorial atau tajuk
rencananya.
Teks editorial mengungkapkan :
1.
Informasi atau masalah
aktual.
2.
Penegasan pentingnya masalah.
3.
Opini redaksi mengenai
masalah tersebut.
4.
Kritik dan saran atas
permasalahan.
5.
Harapan redaktur akan peran
serta pembaca.
Apabila diidentifikasi ada dua macam
teks editorial, yaitu :
1.
Teks editorial yang berupa
fakta atau kenyataan.
2.
Teks editorial yang berupa
opini atau pendapat.
Pernyataan berupa fakta ataupun
opini biasanya diutarakan secara singkat, logis, dan menarik. Hal ini dilakukan
dengan tujuan mempengaruhi pendapat pembaca dalam menerjemahkan berita agar
pembaca dapat menyimak hal-hal penting dalam berita tersebut.
B.
Sifat-Sifat
Teks Editorial
Berkaitan dengan pernyataan berupa
fakta dan opini, teks editorial umumnya bersifat sebagai berikut :
1.
Krusial
Krusial, yaitu bisa ditulis secara
berkala, bergantung pada jenis terbitan (bisa harian, mingguan, dua mingguan,
atau bulanan).
2.
Situasional
Situasional, yaitu isinya menyikapi
situasi yang berkembang di masyarakat luas (baik itu aspek sosial, ekonomi,
kebudayaan, hukum, pemerintahan, olahraga, maupun hiburan). Hal tersebut
bergantung pada jenis liputan medianya.
3.
Konsisten
Konsisten, yaitu memiliki karakter
atau konsistensi yang teratur kepada para pembaca terkait sikap media massa
yang menulisnya.
4.
Politis
Politis, yaitu terkait erat dengan
media massa atau kebijakan media yang bersangkutan.
C. Ciri-Ciri Teks Editorial
Berdasarkan sifat-sifat tersebut,
ciri-ciri teks editorial adalah sebagai berikut :
1.
Opini redaksi tentang
peristiwa yang sedang ramai dibicarakan.
2.
Terdapat ulasan terhadap
suatu masalah yang dimuat (baik skala nasional maupun internasional) dan dapat
menjadi teks editorial apabila berita tersebut memberi dampak secara nasional.
3.
Mengandung pikiran subjektif
redaktur.
D.
Aspek-Aspek
yang Dibahas dalam Teks Editorial
Dengan sifat dan cirinya,
aspek-aspek yang dibahas dalam editorial mencakup hal-hal berikut :
1.
Judul.
2.
Latar belakang masalah.
3.
Tokoh.
4.
Masalah.
5.
Peristiwa yang disampaikan.
6.
Opini penulis.
7.
Saran dan solusi permasalahan.
8.
Simpulan.
9.
Sumber berita.
10.
Anggota redaksi.
E.
Macam-Macam
Teks Editorial
Berdasarkan golongan atau sifatnya,
teks editorial dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
Teks
editorial dengan golongan pers menengah ke atas atau pers yang berkualitas
Ciri-ciri :
a.
Hati-hati (tidak menyebut
nama orang yang sedang diberitakan).
b.
Normatif (menurut aturan yang
berlaku).
c.
Cenderung konservatif
(bersikap sesuai keadaan serta memunyai ciri khas tertentu dan tradisi).
d.
Pertimbangan terhadap aspek
politis lebih besra daripada aspek sosiologis.
2.
Teks
editorial dengan golongan pers menengah ke bawah
a.
Lebih berani (langsung
menyebut nama orang yang diberitakan).
b.
Atraktif (mempunyai daya tarik
untuk semua kalangan).
c.
Progresif (bersifat memberi
perubahan atau kemajuan).
d.
Lebih memilih pendekatan
sosiologis daripada pendekatan politis.
F.
Fakta-Fakta
dalam Teks Editorial
Fakta dalam teks editorial
dijelaskan dengan ciri-ciri berikut :
1.
Benar-benar terjadi.
2.
Waktu, tempat, dan tanggal
peristiwa jelas.
3.
Diperkuat dengan angka-angka.
G. Jenis Fakta dalam Teks
Editorial
1.
Fakta
Umum
Fakta umum yaitu fakta yang
mengungkapkan kebenaran yang berlaku sepanjang zaman sejak dahulu sampai
sekarang. Selain itu, fakta umum juga dapat diartikan sebagai informasi yang
berisi fakta yang masih umum (belum teruraikan secara khusus tentang nama
tempat, objek peristiwa, pelaku, dan sebagainya).
Contoh :
a.
Matahari terbenam di sebelah
barat.
b.
Surabaya merupakan salah satu
kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur.
2.
Fakta
Khusus (Spesifik)
Fakta khusus (spesifik) yaitu
kebenaran yang berlaku dalam periode tertentu. Dapat pula diartikan sebagai informasi
yang berisi kejadian atau peristiwa yang dijelaskan secara terperinci dan
detail.
Contoh :
a.
Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis
adalah Rektor Universitas Indonesia periode 2014-2019.
b.
Presiden Joko Widodo
menggelar rapat terbatas persiapan Asian Games 2018 pada tanggal 18 April 2018.
H.
Opini
dalam Teks Editorial
Pemahaman opini merupakan sesuatu
kebenaran yang masih perlu diuji karena bentuknya yang masih berupa pendapat. Penandanya
adala adanya kalimat yang mengungkapkan pendapat penulis. Dalam opini, biasanya
terdapat kata menurut saya, sepertinya
bagus sekali, sangat (bagus), dan sejenisnya.
I.
Ciri-Ciri
Opini
1.
Belum terjadi (baru rencana).
2.
Berupa pendapat.
3.
Bersifat subjektif.
4.
Keterangannya belum jelas.
J.
Jenis-Jenis
Opini
1.
Opini
Perorangan (Subjektif)
Opini perorangan (subjektif) adalah
pendapat berdasarkan pandangan pribadi atau orang-orang tertentu saja.
Contoh :
a.
Menurut para ahli, pada tahun
2020 penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa.
b.
Menurut saya, pakaian yang
dikenakan wanita itu sepertinya bagus sekali.
2.
Opini
Umum (Objektif)
Opini umum (objektif) yaitu pendapat
berdasarkan pandangan orang banyak atau khalayak umum.
Contoh :
a.
Mengisap rokok akan merugikan
diri sendiri.
b.
Terjadinya tsunami pada tahun
2004 di Aceh menewaskan banyak korban.
K.
Struktur
dan Kebahasaan Teks Editorial
1.
Struktur
Teks Editorial
a.
Pengantar
Bagian pengantar diawali dengan
penjelasan/isu/kontroversi yang dipaparkan dalam bentuk lead, mencakupi pertanyaan 5W+1H. Pada bagian ini pula, kamu bisa
menarik beberapa fakta yang relevan.
b.
Penjelasan
Objektif
Pada bagian ini, kamu dapat
menggunakan beragam fakta untuk menyatakan opini secara objektif.
c.
Sudut
Pandang Akurat
Kamu dapat menuliskan pendapat atau
sanggahan jika tidak setuju dengan pemaparan yang ada dalam teks editorial
tersebut. Selain itu, kamu juga dapat menarik fakta atau kutipan orang lain
yang mendukung pendapatmu.
d.
Opini
Langsung Menyanggah
Pada tahap ini, kamu dapat
memberikan alasan atau analogi untuk menyanggah secara langsung penjelasan yang
ada dalam teks editorial tersebut.
e.
Opini
Profesional
Pada bagian ini, kamu memberikan
pendapat yang diakhiri dengan pertanyaan retoris atau menggunakan kutipan yang dipercaya
terkait dengan persoalan yang dijabarkan dalam teks editorial tersebut.
f.
Solusi
Alternatif
Pada tahap ini, kamu dapat
memberikan solusi atau pemecahan masalah terhadap persoalan yang dibahas dalam
teks editorial tersebut.
g.
Simpulan
yang Padat dan Ringkas
Simpulan merupakan pernyataan akhir
penulis yang didalamnya terdapat inti persoalan, pendapat, dan solusi.
2.
Kaidah
Teks Editorial
a.
Teks editorial adalah sikap
sebuah lembaga (penerbit), bukan sikap pribadi. Oleh sebab itu, kamu perlu
memahami secara benar karakter, visi, dan misi media yang bersangkutan.
b.
Teks editorial harus
mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat. Dalam pemaparannya, kamu
sebaiknya menghindari sikap menggurui dan menganggap pembaca tidak memahami isu
yang bergulir.
c.
Topik, arah, dan permasalahan
teks editorial akan diangkat harus dimusyawarahkan dengan tim redaktur.
d.
Teks editorial harus
menyajikan pendapat atau pemaparan tentang berita yang sedang terkini.
e.
Gunakan kalimat yang efektif
dalam penulisan teks editorial.
f.
Pada hakikatnya, teks
editorial merupakan analisis singkat. Oleh karena itu, diperlukan penggarapan
yang serius berupa argumentasi yang solid dan valis. Hal ini dapat kamu peroleh
melalui referensi yang ada atau melalui kepustakaan yang lengkap dan
representatif.
g.
Halaman yang tersedia sangat
terbatas. Oleh karena itu, hindari penulisan latar belakang permasalahan secara
berlebihan.
h.
Menguasai permasalahan secara
pasti ketika menulis teks editorial.
i.
Pemaparan teks editorial
harus berpijak pada kebenaran.
L.
Ragam
Informasi Teks Editorial
Agar memperoleh pemahaman teks
editorial yang lebih kompleks, perlu dilakukan evaluasi atau seleksi. Evaluasi ini
mencakup struktur, kaidah, dan fungsi teks. Selain itu, evaluasi juga dapat
dilakukan dengan mencermati penggunaan bahasa, seperti L
1.
Penggunaan ejaan.
2.
Penyusunan kalimat efektif.
3.
Penalaran kalimat.
M. Isi dan Fungsi Teks Editorial
Menurut William M. Pinkerton isi dan
fungsi teks editorial yaitu :
1.
Menjelaskan
Fakta
Dalam hal ini, teks editorial mampu
menjelaskan berita dengan interprestasi dan sudut pandang subjektif redaksi.
2.
Mengisi
Informasi Latar Belakang
Dalam hal ini, sebuah teks editorial
mampu mengaitkan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informasi
tambahan lain.
3.
Memprediksi
Masa Depan
Dalam hal ini, teks editorial dapat
memprediksi apa yang akan/dapat terjadi pada masa mendatang dengan atau akibat
terjadinya suatu peristiwa.
4.
Meneruskan
Penilaian Moral
Dalam hal ini, teks editorial dapat
memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa.
N. Jenis-Jenis Teks Editorial
David Dary membagi teks editorial
menjadi enam jenis, yaitu :
1.
Tajuk
Informatif
Tajuk informatif, yaitu teks
editorial yang menjelaskan fakta khusus.
2.
Tajuk
Interpretatif
Tajuk interpretatif, yaitu teks
editorial yang menjelaskan fakta penting secara tersembunyi.
3.
Tajuk
Argumentatif
Tajuk argumentatif, yaitu teks
editorial yang biasanya berisi masalah politik yang menghendaki analisis logis
sebab akibat.
4.
Tajuk
Ajakan Aksi
Tajuk ajakan, aksi yaitu teks
editorial yang mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.
5.
Tajuk
Persuasif
Tajuk persuasif, yaitu teks
editorial yang meyakinkan khalayak dengan sugesti.
6.
Tajuk
Menghibur
Tajuk menghibur, yaitu teks
editorial yang berisi masalah dan sifatnya menghibur, menyindir, berisikan
humor, atau mengangkat tema kehidupan manusia.
O. Merancang Teks Editorial Berdasarkan
Struktur dan Kebahasaan
Merancang teks editoral membutuhkan
kesiapan yang matang, seperti :
1.
Menyiapkan bahan.
2.
Merancang sebuah kerangka.
3.
Menyesuaikan tema.
4.
Memberi batasan-batasan dalam
berpendapat.
5.
Menjaga objektivitas.
6.
Menjaga visi dan misi lembaga
tertentu.
Merancang teks di sini dapat diartikan
sebagai menyusun teks secara tertulis atau menyusun teks secara lisan dengan
cara mengikuti kegiatan editorial (perbincangan). Ide-ide yang disampaikan
harus secara runtut agar pembahasan permasalahan dalam teks editorial memuaskan
semua pihak. Editorial secara lisan dan tertulis memiliki peran yang berbeda.
Langkah-Langkah
Menyusun Teks Editorial
Berikut merupakan langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks editorial menurut Alan Weintraut yaitu
:
1.
Tentukan topik yang
signifikan dengan sudut pandang berita terkini yang akan menarik minat pembaca.
2.
Kumpulkan berbagai informasi
dan fakta, termasuk laporan objektif dan lakukan penelitian.
3.
Kemukakan opinimu secara
singkat dengan model pernyataan tesis.
4.
Jelaskan isu tertentu secara
objektif sebagai wartawan dan katakan mengapa situasi tersebut sangat penting
dibicarakan.
5.
Berikan terlebih dahulu sudut
pandang berlawanan bersama beberapa kutipan dan fakta yang ada.
6.
Sanggah atau tolak sisi yang
lain dan kembangkan kasus kamu dengan menggunakan fakta-fakta, detail-detail,
tokoh-tokoh, dan kutipan-kutipan.
7.
Akui poin yang berlawanan.
8.
Ulangi frasa kunci untuk
memperkuat ide hingga melekat dalam benak pembaca.
9.
Berikan solusi yang
realistis.
10.
Ringkaslah menjadi suatu
simpulan yang menegaskan kembali pernyataan pada tesis awal.
11.
Jagalah agar tidak lebih dari
500 kata; setiap tulisan diperhatikan dan hindari penggunaan kata “saya.”
Langkah-Langkah
Menyusun Teks Editorial Secara Sederhana
Sejalan dengan hal tersebut,
Sebranek dan Kemper menawarkan lima langkah sederhana penyusunan teks editorial
sebagai berikut :
1.
Kemukakan pengalaman pribadi
dalam bentuk pernyataan menjadi sebuah tesis.
2.
Berikan penjelasan dari sudut
pandang yang berbeda dengan isu yang dikemukakan.
3.
Kemukakan contoh-contoh yang
akan mendukung sudut pandang penulis.
4.
Berikan alasan terhadap opini
yang dikemukakan.
5.
Paragraf terakhir hendaknya
diakhiri dengan penegasan ulang akan tesis yang dikemukakan di awal. Akhiri pula
dengan catatan yang positif
Langkah-langkah tersebut secara umum
digunakan untuk menulis teks editorial. Untuk editorial yang berupa
perbincangan/percakapan, struktur dan teknik pembuatannya tidak jauh berbeda. Ditulis
untuk teks editorial tertulis dan dibicarakan untuk teks editorial yang berupa
kegiatan. Dibandingkan dengan teks yang lain, dalam menulis editorial
diperlukan kriteria khusus. Orang yang menulis teks editorial harus memenuhi
kriteria tertentu.
P.
Kriteria
Penulis Editorial
1.
Mengenal baik visi dan misi
media karena tulisan tajuk atau editorial mencerminkan hal tersebut.
2.
Memiliki kedalaman analisis
sehingga mampu mengungkap sesuatu di balik fakta dan menjangkau jauh ke depan.
3.
Berpengetahuan dan berwawasan
luas, karena sebuah peristiwa atau fakta memiliki kaitan dengan fakta lain.
4.
Memiliki banyak referensi
yang akan menjadi acuan dalam pengembangan ide atau pemikirannya.
5.
Berkepala dingin dan tidak
emosional agar ketika menulis tetap terjaga kejernihan berpikir dan suasana
hati.
6.
Telah lama menjadi wartawan
sehingga mampu menjaga etika jurnalistik dan kepenulisan.
Dari kriteria tersebut, tidak setiap
orang dapat menjadi penulis editorial. Hanya orang-orang yang memenuhi syarat
yang dapat menjadi penulis editorial atau narasumber dalam editorial.
Q. Langkah-Langkah dalam Penyuntingan
Teks Editorial
1.
Prosses
Pra-Penyuntingan Naskah
Proses pra-penyuntingan naskah
meliputi :
a.
Pengecekan kelengkapan
naskah.
b.
Ragam naskah.
c.
Daftar isi.
d.
Bagian-bagian bab.
e.
Ilustrasi, gambar dan tabel.
f.
Catatan kaki.
g.
Informasi mengenai penulis.
h.
Membaca naskah secara
keseluruhan.
2.
Proses
Penyuntingan Naskah
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dengan cermat dan saksama oleh penyunting yaitu :
a.
Masalah ejaan.
b.
Tata bahasa.
c.
Kebenaran fakta.
d.
Legalitas.
e.
Konsistensi.
f.
Gaya penulis.
g.
Konvensi penyuntingan naskah.
h.
Gaya selingkung.
3.
Proses
Pasca-Penyuntingan Naskah
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
editor yaitu :
a.
Memeriksa kembali kelengkapan
naskah.
b.
Memeriksa kembali nama
penulis.
c.
Memeriksa kembali kesesuaian
daftar isi dan isi naskah.
d.
Memeriksa kembali tabel,
ilustrasi dan gambar.
e.
Memeriksa kembali prakata,
kata pengantar dan sistematika tiap bab.
f.
Memeriksa kembali catatan
kaki, daftar pustaka, daftar kata atau istilah.
g.
Memeriksa kembali lampiran,
indeks, biografi singkat, sinopsis, nomor halaman sampai naskah siap.
R.
Hal-Hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Penyuntingan Teks Editorial
1.
Keterbacaan
Keterbacaan artinya naskah yang
telah disuntiing pada akhirnya harus dapat dibaca oleh sasaran pembacanya. Dalam
keterbacaan dibutuhkan kejelasan. Kejelasan artinya naskah itu jelas dan bisa
dipahami pembacanya, tidak membingungkan, dan tidak menimbulkan penafsiran yang
keliru.
2.
Konsistensi
Konsistensi artinya naskah yang
telah disunting harus taat asas atau konsisten dalam ejaan penulisan.
3.
Kebahasaan
atau Tata Bahasa
Kebahasaan atau tata bahasa artinya
naskah yang telah disunting tata bahasanya sudah benar, sesuai dengan jenis
bacaannya, dan sesuai dengan tingkat perkembangan pembacanya.
4.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa artinya naskah yang
telah disunting penulisannya atau penyajiannya memiliki gaya yang disebut gaua
bahasa atau gaya penulisan. Setiap gaya ini tidak dapat dihilangkan atau tidak
boleh dijadikan satu jenis gaya saja karena identitas atau ciri karya tulis
seseorang penulis akan hilang.
5.
Ketelitian
Data atau Fakta
Ketelitian data atau fakta artinya
naskah yang telah disunting itu memuat data atau fakta yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan
ketepatannya sehingga tidak membuat pembaca melakukan kesalahan akibat membaca
naskah tersebut.
6.
Legalitas
Legalitas artinya naskah yang telah
disunting itu memiliki keabsahan untuk diterbitkan.
7.
Kelengkapan
Naskah
Kelengkapan naskah artinya
bagian-bagian naskah harus lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar